Rabu, 07 Juli 2010

AKHIR DARI SUATU AWAL KEBERSAMAAN

Akhirnya terlaksana juga hasil kerja akbar kita setelah dipersiapkan lebih dari satu tahun terakhir ini.
Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, pada tanggal 3 dan 4 Juli 2010 lalu seperti yang telah direncanakan semula, telah berlangsung reuni alumni SMPN 79 Jakarta lulusan tahun 1979 bertempat di Wisma Abdi Cipayung.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada semua pihak yang telah memberi andil sehingga terlaksananya acara kita bersama ini:

1. Kepada seluruh panitya yang telah bekerja keras memberikan tenaga, fikiran, maupun materi dalam mempersiapkan dan melaksanakan acara reuni ini
2. Kepada Bapak Kepala Sekolah dan bapak serta ibu guru yang telah berkenan meluangkan waktu untuk hadir dan berkupul bersama kami dalam acara tersebut.
3. Kepada para donatur yang telah menberikan sumbangan dana maupun materi.
4. Dan juga kepada seluruh rekan-rekan yang telah hadir bersama memeriahkan acara ini

Secara pribadi saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada seluruh panitya atas segala jerih payahnya demi terlaksananya acara reuni ini

perkenankan pula saya atas nama seluruh panitya menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya untuk segala kekurangan yang terjadi sebelum dan selama pelaksanaan acara reuni ini, terutama ketidaknyamanan yang terjadi akibat kemacetan lalu-lintas menuju tempat acara. karena hal itu pula susunan dan jadwal acara telah berubah bahkan ada beberapa mata acara terpaksa dihilangkan.

Seperti judul yang saya tuliskan diatas, ini barulah merupakan AKHIR DARI SUATU AWAL. Awal kebersamaan kembali untuk kita semua alumni SMPN 79.
Sangat disanyangkan,memang, acara inti dari reuni kita ini malah tidak tuntas terlaksana, yaitu "Urun Rembuk - Bersama-sama Kita Menyongsong Masa Depan". hal ini dikarenakan panitia tidak dapat memaksakan diteruskannya acara tersebut melihat rekan-rekan semua sudah kelelahan terlalu lama didalam Bus akibat kemacetan lalu-lintas yang terjadi.

LAST BUT NOT LEAST, satu pertanyaan yang belum sempat saya utarakan dalam acara pembukaan "Urun Rembuk", ya, memang baru pembukaannya saja yang terlaksana, adalah "SETELAH INI APA?"
Apakah berhenti hanya sampai disini saja. tentu sangat disayangkan apabila kita berhenti sampai disini. saya berharap dan saya yakin rekan-rekan semua juga mempunyai harapan yang sama; Agar ada "KELANJUTAN" dari reuni kita yang baru lalu ini.

Mari kita bersama-sam menciptakan "KELANJUTAN" tersebut. Mungkin yang pertama harus kita lakukan adalah kita tuntaskan "URUN REMBUK" yang belum selesai pada reuni kemarin.
mari kita adakan pertemuan-pertemuan selanjutnya, mari kita terus berkomunikasi, BLOG ini begitu pula Group "SMPN 79 JAKARTA Angkatan thn 79" di FACEBOOK, dapat kita jadikan sarana komunikasi yang berkelanjutan.

Mari kita berbagi, mari kita bersama menyongsong hari depan...

Senin, 24 Mei 2010

RAPAT PANITYA REUNI SMPN 79 ANK 79

Rapat Panitya Pelaksanaan Reuni SMPN 79 Jakarta Angkatan Tahun 79
23 Mei 2010
Rumah Krkan Tanto – Taruna, Serdang, Jakarta


Notulen:

1. Laporan Keuangan per tanggal 23 Mei 2010:
Uang Masuk: Rp. 23.990.000,-
Pengeluaran: RP. 2.987.000,-
Saldo: Rp. 21.003.000,-

2. Rapat ini adalah Rapat Umum terakhir. Rapat-rapat selanjutnya adalah rapat koordinasi pelaksanaan yang dikoordinir oleh masing-masing coordinator terkait.
3. 10 hari ~ 1 minggu sebelum hari H, akan diadakan Rapat evaluasi akhir dan Gladi Kotor.

4. Kepada rekan-rekan alumni yang ingin ikut dan belum menyetor/memberikan konfirmasi dimohon untuk segera member konfirmasi kepada panitia.

5. Penyusunan alokasi biaya dan pembayaran kewajiban yang terkait dengan pelaksanaan Reuni akan dilakukan oleh Rekan Ricky, Tanto, Rini, dan Elly, yang dimulai pada tanggal 28 Mei 2010.

6. Kepada Donatur dan peserta Reuni diharapkan untuk dapat menyetor donasi dan/atau iuran. Dana tersebut diperlukan untuk penyelesaian hal-hal tersebut pada butir 5.

7. Semua Koordinator Seksi diharapkan sudah memulai tugasnya masing2 dengan terus berkoordinasi dengan Ketua dan rekan2 panitya lainnya. Kepada seluruh rekan2 alumni diharapkan kesediaanya membantu kelancaran tugas para coordinator.

8. Seksi acara; Rekan Berlian, Sumitro, Tuty Sumir dan Sartika, diharapkan untuk segera menyusun detai acara, mengacu kepada time-line yang sudah disusun sebelumnya oleh ketua.

Jumat, 12 Maret 2010

Waktu

Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga, jalan terasa jauh bagi orang yang lelah, waktu terasa semakin lama bagi orang yang sedang menanti. Itulah waktu.

Waktu adalah salah satu berkat dari Tuhan yang boleh kita nikmati dan kita pakai sebagaimana kita mau. Tetapi waktu juga adalah sesuatu di mana kita harus bertanggung jawab terhadap penggunaannya. Suatu hal yang pasti adalah setiap orang mempunyai waktu yang sama, yaitu dua puluh empat jam dalam satu hari perjalanan hidupnya. Pertanyaan kita, berapa waktu yang kita siapkan untuk pasangan hidup kita?

Tak akan pernah terlalu awal untuk mengucapkan kata-kata yang baik untuk seseorang yang kita sayangi. Tak akan pernah terlalu awal untuk melakukan sesuatu yang membahagiakan untuk pasangan kita. Karena Anda dan saya tidak akan pernah tahu seberapa cepat hal tersebut akan jadi sesuatu yang terlambat dikatakan dan terlambat untuk melakukannya! Maka, katakanlah hari ini, dan lakukanlah hari ini. Jangan tunda sampai besok karena mungkin besok sudah terlambat. Demikianlah Richard De Haan memberi nasihatnya.

Penyesalan

Seorang dokter berpangkat kolonel di suatu negara berprestasi sangat cemerlang. Dengan demikian, dia dipercaya oleh kalangan atas, termasuk presidennya, untuk merawat kesehatan diri mereka pada dokter yang pandai tersebut.

Setiap hari, hidupnya dipenuhi oleh jadwal tugas yang membuat orang lain berdecak kagum karena tidak semua dokter mendapat kesempatan berprestasi seperti itu. Hari demi hari dilalui dengan prestasi yang menjulang. Semakin tinggi dan tak terbilang hadiah dan fasilitas hidup yang menggiurkan diterimanya.

Begitu penuh jadwal hidupnya untuk mengurus orang lain, pergi berhari-hari menemani jenderal ini dan itu, pergi berminggu-minggu untuk menemani presiden ke luar negeri, dan sebagainya. Untuk bertemu muka dengan istri dan anak-anaknya sungguh hal yang langka. Dan keadaan ini terus berlanjut dari waktu ke waktu.

Sampai suatu hari sepulang dari luar negeri menemani dan merawat pejabat tinggi yang sedang sakit, setiba di depan rumahnya, sang dokter melihat tenda terpasang dan kerumunan para kerabat dan tetangganya. Dalam hati sang dokter bertanya: ada apa gerangan di rumahku? Begitu keluar dari mobil, dia langsung bergegas masuk menguak kerumunan para tamu yang menyampaikan ucapan belasungkawa.

Setiba di ruang tamu rumahnya, terbujur sang istri tercinta, wanita yang menjadi belahan jiwanya, wanita yang selama ini ditinggalkannya untuk bepergian menjalankan tugas-tugas untuk merawat dan mempertahankan hidup orang lain. Tapi, satu-satunya wanita yang diinginkan dalam hidupnya saat ini terdiam kaku. Sang istri meninggal setelah menderita sakit parah yang cukup lama, dan dia tidak mampu merawatnya, apalagi memperpanjang masa hidupnya. Maka, tercenunglah sang dokter. Dia bertanya ke mana saja aku ini, kapan terakhir aku makan bersama dengan wanita kesayanganku, kapan terakhir kali aku memeriksa kesehatannya, kapan terakhir kali aku mengucapkan selamat berulang tahun untuknya. Oh, sudah lama-lama sekali! Sekarang aku ingin mengucapkannya, sekarang aku ingin makan bersamanya, sekarang aku ingin tidur bersamanya, tapi sudah terlambat! Tidak ada hari esok lagi untuk melakukannya.


Seperti nasihat Rihard De Haan di muka tulisan ini, maka seorang penulis tak dikenal telah menuliskan kata-kata yang menggugah perasaan sebagai berikut.

Lebih baik kumiliki setangkai mawar mungil dari kebun seorang sahabat daripada memiliki bunga-bunga pilihan ketika hidupku di dunia harus berakhir.

Lebih baik mendengar kata-kata yang menyenangkan yang disampaikan dengan kebaikan kepadaku pada saat aku hidup daripada pujian saat jantungku berhenti berdetak dan hidupku berakhir. Lebih baik kumiliki senyum penuh kasih dari sahabat-sahabat sejatiku daripada air mata di sekeliling peti jenazahku ketika pada dunia ini kuucapkan selamat tinggal.

Bawakan aku semua bungamu hari ini. Lebih baik kumiliki setangkai yang mekar saat ini daripada satu truk penuh ketika aku meninggal dan diletakkan di atas pusaraku.

Jangan sampai Anda menyesal dalam hidup ini. Hidup terlalu singkat untuk dipakai "tidak peduli terhadap pasangan" serta "merasa kecewa dan marah". Jadikan sentuhan, pelukan, dan kemesraan sebagai alat untuk membangun fondasi yang kuat dalam hal membina hubungan suami-istri. Sama seperti otot, kasih dapat menjadi kuat jika sering digunakan. Sebaliknya, kasih juga bisa mati jika tidak disertai
perbuatan.

(Lianny Hendranata)


Pesan:
Mudah-mudah belum terlambat bagi saya dan pembaca untuk memulai mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, apa yang seharusnya dilakukan untuk membahagiakan pasangan hidup/keluarga dan diri kita juga.